budidaya tanaman hias bunga cempaka

Cempaka merupakan sebutan bagi beberapa jenis tumbuhan anggota suku Magnoliaceae, marga (genus) Magnolia arti luas (sensu lato, s.l.). Sebagian besar cempaka dimasukkan ke dalam sectio Michelia dan masih sering diperlakukan sebagai marga tersendiri. Banyak petunjuk morfologi dan, terutama, molekular menunjukkan bahwa Magnolia (arti sempit, sensu stricto, s.s.) tidak monofiletik tanpa memasukkan Michelia sehingga semakin banyak botaniwan mengganti nama genus Michelia menjadi Magnolia (s.l.).

Dalam percakapan sehari-hari, yang dimaksud cempaka biasanya adalah cempaka wangi atau yang di Aceh dikenal sebagai bungong jeumpa (Magnolia champaca sinonim Michelia champaca L.). Tumbuhan ini berasal dari India dan menjadi sumber wewangian. Namanya diambil dari nama dalam bahasa Sanskerta. Jenis-jenis lain yang juga diberi nama cempaka, karena kemiripan rupa atau aroma bunganya, adalah cempaka putih atau kantil (Magnolia ×alba sinonim Michelia ×alba D.C.), cempaka telur atau cempaka gondok (Magnolia liliifera), dan cempaka mulia (Magnolia figo sinonim Michelia figo (Lour.) Spreng).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis, pedas, dan menghangatkan. KHASIAT Ekspektoran dan diuretik.

Pemanfaatan :
KEGUNAAN
-Bunga:
-Bronkhitis.
-Batuk.
-Demam.
-Keputihan.
-Radang
-prostata.

Daun:
-Bronkhitis.
-Infeksi saluran kemih.
-Kencing sedikit.

Akar:
-Infeksi saluran kemih.

Komposisi :
Alkaloid mikelarbina dan liriodenina

Cempaka Putih (Kantil)
Cempaka Putih (Kantil)

Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.
Mitos yang berkembang di masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai rumah tempat tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan maupun kematian.
Tanaman kantil mempunyai beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama lokal tersebut diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).
Dalam bahasa Inggris, fauna identitas Jawa Tengah ini disebut White champaca. Di Filipina tanaman ini dikenal sebagai Tsampakang puti. Dalam bahasa ilmiah (latin) bunga kantil disebut sebagai Michelia alba yang bersinonim dengan Michelia longifolia (Blume).
Ciri-ciri.
Pohon kantil mempunyai tinggi yang mampu mencapai 30 meter dan mempunyai batang yang berkayu. Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.
Daun kantil (cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Tangkai daun lumayan panjang, mencapai hampir separo panjang daunnya. Kantil (Michelia alba) mempunyai bunga berwarna putih yang mempunyai bau harum yang khas. Tanaman yang dimitoskan sebagai rumah kuntilanak ini jarang ditemukan mempunyai buah karena itu perbanyakan dilakukan secara vegetatif.
Habitat dan Persebaran.
Pohon kantil (cempaka putih) tersebar mulai daratan Asia beriklim tropis hingga beberapa pulau di kawasan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini yang menjadi flora identitas provinsi Jawa Tengah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Habitat tumbuhan kantil meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.600 meter dpl.
Manfaat dan Kegunaan.
Bunga Kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah. Bunga Kantil banyak di gunakan pada upacara perkawinan terutama sebagai hiasan sanggul dan keris. Selain itu bunga kantil juga digunakan pada upacara kematian dan tabur bunga (nyekar).
Dalam bahasa Jawa, kantil berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga Kantil mempunyai makna ritual ‘kemantilkantil’ yang berarti selalu ingat dimanapun berada dan selalu mempunyai hubungan yang erat sekalipun sudah berbeda alam.
Secara medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostata, infeksi saluran kemih, dan sulit kencing.
Sayangnya khasiat yang dipunyai oleh bunga cempaka putih ini belum tereksplorasi secara maksimal. Sehingga meski saat ini mulai ada yang berusaha membudidayakan tanaman ini tetapi pemanfaatannya lebih banyak untuk acara-acara spiritual dan tradisi.
Menyimak mitos dan kandungan medis yang menyertai fauna identitas provinsi Jawa Tengah ini, kini tergantung kepada masing-masing kita. Apakah lebih mempercayai tanaman ini sebagai rumah kuntilanak atau justru menyadari khasiat medis sebagai obat alternatif yang amat bermanfaat.

Cempaka Kuning
Pohon, tinggi 15-25 m. Ujung ranting berambut. Daun bulat telur bentuk lanset, dengan ujung dan pangkal runcing, 10-28 kali 4,5-11 cm, tipis seperti kulit. Bekas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih daripada setengah tangkai daun. Bunga berdiri sendiri, oranye, sanget harum baunya. Daun tenda bunga panjangnya 3-5 cm, yang terdalam lebih sempit dan lebih runcing daripada yang terluar. Pada dasar bunga yang berbentuk tiang, bakal buah dan benang sari jelas dipisahkan oleh suatu ruang. Bakal buah lebih daripada 20, berjejal-jejal, bentuk telur yang pipih, berambut, masing-masing dengan bakal biji yang banyak. Buah bentuk bola memanjang, sedikit bengkok, mula-mula hijau, kemudian abu-abu pucat, tertutup dengan jerawat. Biji masak merah tua tergantung keluar pada berkas yang memanjang menjadi benang yang langsing. Dari India, di Jawa ditanam untuk bunganya. Di bawah 1.200 m. Bagian yang Digunakan Daun, bunga, dan kulit kayu.
 
 CARA TANAM

1. Cara bertanam kantil dalam pot
Pot diisi dengan tanah,pasir dan pupuk kandang, yang telah matang dengan perbandingan 1:1:1. Pot diisi media tanam secukupnya agar tidak tumpah sewaktu penanaman bibit kantil; kira-kira disisakan setinggi 15 cm. Sabut pembungkus bibit baik cangkokan maupun poly bag stek dilepas dengan hati-hati. Bibit ditanam dalam pot dan diletakkan ditempat yang teduh, untuk sementara waktu. Selanjutnya setiap satu tahun sekali 1/3 bagian tanah dalam pot diganti dengan tanah yang telah dicampur pupuk kandang.

2. Menanam kantil di pekarangan
Penanaman dilakukandengan membuat lubang tanam 50x50x50 cm. lubang diisi dengan perbandingan 3:1, kemudian bibit ditanam dan diberi ajir atau pagar.

PENYIRAMAN
Tanaman muda perlu penyiraman terutama dimusim kemarau,sedangkan pada tanaman dewasa tidak diperlukan penyiraman terkecuali terjadi tanda-tanda kekurangan air pada tanaman.

PEMUPUKAN
Waktu pemupukan yang baik, pada awal musim hujan dan menjelang musim kemarau. Pedoman pemberian pupuk adalah :

HAMA, PENYAKIT & PARASIT
Hama yang menyerang penggerek buah, ulat batik (Phyllocnites Sp), penggerek daun (Leaf blotch miners),ulat daun (Papilo memron), kumbang,walang sangit (Leptocorisa acuta),semut dan kutu dan. Penyakit bercak coklat,dan parasit benalu.

PANEN
Tanaman kantil dapat dipanen setelah menghasilkan bunga ± 1 tahun. Cara panen yaitu memetik dengan tangan atau dapat pula menggunakan galah. Waktu pemetikan disesuaikan dengan keadaan pasar.
Previous
Next Post »