PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BURUNG PUYUH

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BURUNG PUYUH

Setelah kita dapatkan bibit yang baik, selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian adalah pemeliharaan puyuh, meliputi : 
Kebersihan/Sanitasi dan Tindakan Preventif 

Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin. 
Pengontrolan Penyakit 

Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup. 
Pemberian Pakan 

Pemberian pakan merupakan faktor yang penting dalam keberhasilan beternak burung puyuh dengan hasil yang maksimal. Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematukmatuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan diberikan terus-menerus. 
Pemberian Vaksinasi 

Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). 

HAMA DAN PENYAKIT 

Seperti usaha pada umumnya, budidaya burung puyuh ini mengalami beberapa hambatan, umumnya serangan hama maupun penyakit. Untuk pencegahan ada baiknya kita mengetahui jenis-jenis hama ataupun penyakit yang sering menyerang unggas ini. 

1. Radang usus (Quail enteritis) 

Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus. 

Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat. 

Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi. 

2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae) 

Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yangspesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. 

Pengendalian: 
menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang
pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya. 

3. Berak putih (Pullorum) 

Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. 

Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. 

Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo. 

4. Berak darah (Coccidiosis) 

Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan. 

Pengendalian: 

menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayoco 

5. Cacar Unggas (Fowl Pox) 

Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. 

Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. 

Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi. 

6. Quail Bronchitis 

Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.

Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. 

Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.

7. Aspergillosis 

Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. 

Gejala: Puyuh mengalami 

gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. 

Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya. 

8. Cacingan 

Penyebab: sanitasi yang buruk. 

Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. 

Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya. 

PEMANENAN 

Tahapan yang paling ditunggu oleh seorang pengusaha adalah saat pemanenan. Seperti telah didisinggung diatas, ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari budidaya burung puyuh ini, yaitu : 

Hasil Utama 

Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung. 
Hasil Tambahan 

Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja untuk pupuk kandang serta bulu puyuh sebagai bahan baku kerajinan tangan. 

Beternak Burung Puyuh – Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah menikmati sedapnya telur puyuh. Jenis unggas yang dikenal sebagai Gemak merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Sedangkan di Indonesia Cara berternak burung puyuh mulai dikenal, dan kembangkan semenjak akhir tahun 1979. Cara berternak burung puyuh sangat mudah diterapkan. Dengan tingkat kebutuhan pasar yang tinggi menjadikan budidaya burung puyuh ini sebagai peluang usaha yang menjanjikan. 

Berikut ini adalah Cara berternak burung puyuh dimulai dengan sejarah singkat burung puyuh, sentra Cara berternak burung puyuh, jenis-jenis burung puyuh, manfaat burung puyuh, persyaratan lokasi Cara berternak burung puyuh, pedoman Cara berternak burung puyuh, hama dan penyakit burung puyuh dan lain-lain. 
Previous
Next Post »