Berbagai jenis pupuk dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk-pupuk tersebut dibedakan terutama berdasarkan kandungan unsur hara yang dikandungnya. Salah satu unsur hara yang paling penting adalah nitrogen. Berbagai jenis pupuk yang mengandung nitrogen dapat dipilih untuk pemupukan, baik yang merupakan pupuk tunggal maupun pupuk majemuk . Namun, pupuk-pupuk tersebut dibedakan oleh besarnya kandungan unsur nitrogen di dalamnya.
Pupuk urea dan ZA adalah dua jenis pupuk yang mengandung nitrogen (N). Bagian tanaman, nitrogen adalah salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan untuk perkembangannya. Tumbuhan membutuhkan nitrogen untuk pertumbuhannya terutama pada fase vegetatif dimana terjadi pertumbuhan daun, batang dan cabang. Nitrogen juga berperan dalam pembentukan zat hijau daun atau klorofil, komponen pada daun yang berperan dalam fotosintesis. Karenanya, sayuran hijau membutuhkan lebih banyak nitrogen dibandingkan tanaman lainnya. Tidak hanya itu, nitrogen juga berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai senyawa organik lainnya.
Tanaman yang kekurangan nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal atau kerdil. Karena perannya dalam pembentukan klorofil, defisiensi nitrogen pada tanaman akan menyebabkan daun menguning dan mengering. Karena tidak dapat melakukan fotosintesis secara maksimal, tanaman pun tidak dapat menghasilkan energi untuk pertumbuhannya. Defisiensi unsur nitrogen dalam jumlah besar akan menyebabkan berbagai jaringan tanaman akan mengering dan mati. Sementara buah yang kekurangan nitrogen tidak akan dapat tumbuh sempurna, melainkan akan menjadi cepat masak namun kandungan proteinnya rendah.
Mengingat pentingnya peran unsur nitrogen bagi tanaman, berbagai jenis pupuk yang mengandung nitrogen pun dibuat dan dikembangkan untuk dapat menyuplai unsur nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Pupuk urea dan za merupakan dua jenis pupuk yang mengandung nitrogen. Salah satu perbedaan yang jelas dari kedua jenis pupuk ini adalah persentase unsur nitrogen yang dikandung didalamnya. Jika pupuk urea mengandung 46% unsur nitrogen, pada pupuk ZA, kandungan unsur nitrogen hanya mencapai 20.8%. Nilai persentase ini menyatakan bahwa 100 kg pupuk urea, terdapat 46 kg unsur nitrogen, begitu pula pada 100 kg pupuk ZA terdapat 20.8 kg unsur nitrogen.
Perbedaan lainnya dari pupuk urea dan nitrogen adalah ada tidaknya kandungan unsur makro lainnya. Pupuk urea hanya terdiri dari unsur makro nitrogen, sedangkan pupuk ZA juga mengandung unsur makro lainnya yaitu belerang atau sulfur (S). Sulfur atau belerang sangat membantu tanaman dalam proses pembentukan bintil akar. Pertumbuhan bagian tanaman lainnya yang sangat didukung oleh unsur sulfur adalah pembentukan tunas dan pembentukan zat hijau daun atau klorofil. Sulfur juga merupakan unsur hara yang sangat penting yang berperan dalam pembentukan berbagai jenis asam amino essensial pada tanaman yaitu sistein, sistin dan metionin. Unsur belerang juga merupakan bagian dari biotin thiamin, ko-enzim A dan glutation.
Sekitar 90% unsur belerang dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino. Defisiensi unsur sulfur pada tanaman akan menyebabkan daun yang masih muda berubah warna menjadi hijau muda, mengkilap dan agak keputihan. Selanjutnya daun akan berubah menjadi kuning hijau. Kekurangan sulfur dapat menghambat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil, kurus dan berbatang pendek. Penimbunan aminda bebas dan asam amino dapat terjadi pada tanaman yang kekurangan sulfur. Penimbunan yang mencapai ambang batas maksimal akan berbahaya bagi tanaman. Tanaman juga akan mengalami kerusakan sistem fisiologis sehingga mudah terserang hama penyakit.
Pupuk Urea mengandung kadar air maksimal 0.50% sementara pada pupuk ZA, kadar air maksimal dapat mencapai 1%. Umumnya, pupuk urea berbentuk butiran tidak berdebu, sedangkan pupuk ZA berbentuk kristal. Meskipun kedua jenis pupuk ini mudah larut dalam air, namun pupuk urea cenderung lebih higroskopis dibandingkan dengan pupuk ZA sehingga bila dibandingkan, pupuk urea lebih tidak stabil dan akan dengan cepat menyerap air dari udara dan membuatnya lembek dan basah, karenanya pupuk urea tidak tahan disimpan dalam waktu yang lama kecuali bila penyimpanan dikendalikan pada ruangan sangat kering dan tertutup rapat. Sebaliknya, pupuk ZA dengan senyawa kimia yang lebih stabil akan lebih tahan disimpan dalam waktu yang lama. Pupuk ZA baru akan menarik air dari udara pada kelembaban sekitar 80% pada suhu 30ÂșC.
Karena sama-sama mengandung unsur nitrogen, kedua jenis pupuk ini dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan menambah kandungan protein hasil panen. Hanya saja, kandungan sulfur dari pupuk ZA akan berperan juga dalam pengembangan sistem imunitas tanaman yang akan meningkatkan kemampuan tanaman untuk mempertahankan diri dari gangguan hama parasit, penyakit dan kekeringan. Pupuk ZA juga akan dapat meningkatkan produksi dan kualitas panen serta memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
Pemilihan penggunaan kedua jenis pupuk ini dapat disesuaikan dengan varietas tanaman yang ditanam, juga kondisi tanah. Kandungan ion sulfat pada pupuk ZA akan membuatnya lebih mudah larut di dalam air. Sementara ion amonium kemampuan larutannya dalam air lebih kecil. Kondisi ini membuat pupuk ZA berpotensi menurunkan pH tanah. Karenanya pupuk ZA tidak disarankan untuk digunakan pada tanah dengan tingkat keasaman (pH) rendah. Pupuk ZA juga tidak disarankan untuk dicampur dengan pupuk yang mengandung kapur bebas seperti kalsium sianida juga kalsium amonium nitrat.
Karakteristik varietas tanaman juga sangat penting untuk diperhatikan, misalnya penggunaan pupuk untuk tanaman tebu lebih disarankan untuk menggunakan pupuk ZA dibandingkan urea karena pupuk ZA tidak memberikan efek penurunan kadar gula atau rendemen, dibandingkan dengan pemberian pupuk urea saja. Penggunaan pupuk ZA pada tanaman tebu diberikan untuk mencegah defisiensi belerang. Karena pelepasan nutrisinya yang lambat, pupuk ZA lebih cocok untuk dijadikan pupuk dasar dibandingkan dengan pupuk urea.
Baik dalam penggunaan pupuk ZA maupun urea, dosis pemberian adalah salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Penggunaan pupuk urea dan ZA berlebih dapat merusak tanah terutama karena kedua pupuk ini berpotensi menurunkan keasaman tanah, meskipun pupuk urea tidak menurunkan pH tanah sebesar penurunan karena penggunaan pupuk ZA. Namun tanah yang terlalu asam akan merusak pertumbuhan tanaman dan mengancam keberadaan mikroorganisme maupun makroorganisme yang berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah.
Pupuk ZA mengandung lebih sedikit unsur nitrogen di dalamnya bila dibandingkan dengan pupuk urea sehingga untuk meningkatkan asupan nitrogen pada tanaman, dibutuhkan lebih banyak pupuk ZA. Sebaliknya pupuk urea yang kaya akan nitrogen akan membuat pemakaiannya dengan tujuan untuk memaksimalkan asupan nitrogen menjadi lebih tepat. Namun, pupuk urea tidak memiliki kandungan unsur belerang yang juga dibutuhkan oleh tanaman.